Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia adalah mobil berjenis kendaraan multi-guna (MPV) yang dikembangkan oleh Daihatsu dan dipasarkan oleh Toyota dan Daihatsu, utamanya dijual dengan layout kursi tiga baris. Generasi pertama mobil ini diluncurkan pada tanggal 11 Desember 2003 dan mulai diproduksi sejak Januari 2004.
Nama "Avanza" berasal dari bahasa Italia, yaitu "Avanzato" dan bahasa Spanyol, yaitu "Avanza", yang berarti peningkatan. Sedangkan nama "Xenia" diambil dari bahasa Yunani, yaitu "Xenia", sebuah konsep untuk keramahan. Sedangkan nama "Veloz" diambil dari bahasa Inggris, yaitu "Velocity" dan bahasa Spanyol, yaitu "Velocidad", yang berarti kecepatan.
Avanza dan Xenia mulai digagas oleh Toyota, Daihatsu, dan anak perusahaan mereka di Indonesia di saat terjadinya krisis keuangan Asia pada tahun 1997. Pada waktu itu, harga dari Toyota Kijang yang sangat laris sudah meroket jauh, di saat keadaan ekonomi negara tersebut baru saja membaik dari krisis. Studi kelayakan pun dimulai pada tahun 1999 ketika Toyota Astra Motor mengajukan kendaraan yang lebih terjangkau di bawah Kijang untuk pasar Indonesia. Toyota Motor Corporation memercayakan pengembangan dan produksi kendaraan ini kepada Astra Daihatsu Motor karena kemahirannya dalam membuat kendaraan berbiaya rendah di Indonesia. Toyota dan Daihatsu menginvestasikan biaya total US$90.000.000 untuk proyek ini.
Toyota juga merujuk proyek ini sebagai proyek U-IMV (Under-IMV), sebuah referensi di mana Innova yang memakai platform IMV berada di segmen di atas Avanza. Tidak seperti Kijang dan penerusnya, Kijang Innova yang memakai sasis tangga, dua generasi pertama dari Avanza dan Xenia memakai sasis semi-unibody, di mana setengah dari sasis depan memakai konstruksi bodi dalam rangka, sedangkan setengah sasis belakang memakai konstruksi monokok. Sasis bertipe hybrid ini memungkinkan penggunaan kembali layout penggerak roda belakang dari generasi Kijang sebelumnya, serta kemampuannya untuk membawa beban berat. Menurut para jurnalis, ada beberapa kekurangan seperti limbung di kecepatan tinggi dan kurangnya kekedapan kabin terhadap getaran dan suara dari luar.
Generasi kedua memakai platform yang sama dengan generasi pertamanya dan dikembangkan selama 4 tahun. Toyota dan Daihatsu menginvestasikan biaya total Rp900.000.000.000 untuk proyek ini.
Generasi ketiga memakai sasis DNGA atau Daihatsu New Global Architecture berkonstruksi monokok dengan layout penggerak roda depan. Menurut Toyota dan Daihatsu, mereka melakukannya karena meningkatnya kualitas infrastruktur di Indonesia, selain kelebihan layout tersebut, yaitu efisiensi, performa, dan kenyamanan.
Dari tahun 2006 sampai 2019 dan 2021, Avanza menjadi mobil penumpang terlaris di Indonesia, sebelum diambil-alih oleh Honda Brio Hatchback pada tahun 2020 dan 2022.(*)
Social Footer